Jumat, 08 Oktober 2010

LOYALTY


Prinsip Dasar Loyalitas
Etimologi latin dari loyalitas adalah hukum atau prinsip (loyal berasal dari kata latin: legalis yang berarti legal/hukum). Loyalitas berpijak di atas prinsip-prinsip yang kita miliki dan pegang. Kita tidak mungkin loyal kepada negara kita, jika dalam diri kita tidak tertanam prinsip patriotisme. Kita juga tidak mungkin loyal kepada Tuhan, jika dalam diri kita tidak tertanam prinsip-prinsip Firman Tuhan. Kenapa? Karena prinsip itu bagaikan sebuah buku pedoman yang membawa kita menuju ke suatu tujuan. Apakah kita bisa loyal, jika substansi yang kita bela tidak memiliki tujuan yang pasti? Bagaimana mungkin kita bisa loyal, kalau kita tidak mengenal jati diri substansi yang kita bela?
Cara kita memegang prinsip, juga menentukan jenis loyalitas yang kita miliki. Jika cara kita memegang prinsip itu salah, maka kita akan memiliki loyalitas yang buta. Sebaliknya jika kita memegang suatu prinsip dengan benar, maka kita akan memiliki loyalitas yang murni dan benar. Loyalitas yang buta terjadi saat kita loyal kepada prinsip itu sendiri dan bukannya kepada suatu substansi. Sementara loyalitas sejati adalah loyalitas yang menempatkan suatu substansi sebagai obyeknya, berdasarkan prinsip-prinsip sejati yang kita pegang. Sebagai contoh: Ayub memegang prinsip yang benar dengan cara yang salah. Pada awalnya dia tidak melakukan kesalahan (Ayub 1:22; Ayub 2:10). Tetapi pada waktu dia berdebat, kita bisa melihat kalau Ayub memegang prinsip dengan cara yang kurang benar. Ayub memiliki loyalitas yang buta dengan meletakkan pengertiannya sendiri di atas kebesaran Tuhan. Ayub loyal kepada prinsipnya sendiri dan bukannya kepada Tuhan. Saat Ayub bertobat dan mulai memegang prinsip yang benar dengan cara yang benar pula, Tuhan memberkatinya dua kali lipat. Hal yang harus kita ingat: Prinsip hanyalah pijakan dan bukan hal yang harus kita bela habis-habisan.

Lima Pendukung Loyalitas
Loyalitas tidak hanya sekedar kepatuhan/kesetiaan tampak luar. Lebih dari itu, loyalitas merupakan karakter yang tertanam dalam kehidupan kita. Mungkin seseorang bisa kelihatan loyal, sementara hatinya jauh dari itu. Contohnya: seseorang memiliki loyalitas semu, jika loyalitas yang dimiliki sebatas upah yang diberikan kepadanya.
Kamus Oxford Thesaurus mendaftar beberapa kata pendukung arti loyalitas yang terangkum dalam enam hal, yaitu:
1.  Percaya dan bisa dipercaya
Jika kita ingin memiliki loyalitas, kita harus bisa percaya sepenuhnya kepada substansi yang kita bela. Selain itu kita harus bisa dipercaya. Suatu ketidakmungkinan bila kita disebut memiliki loyalitas, sementara kita tidak bisa dipercaya.
2.  Tidak pura-pura
Loyalitas adalah karakter yang mengandung ketulusan. Kepura-puraan tidak bisa mengiringi loyalitas. Kita tidak akan memiliki loyalitas kepada Tuhan, kalau kita memiliki hati yang pura-pura dalam pelayanan kepada Tuhan.
3.  Konsisten dan stabil
Konsistensi dan stabilitas emosi adalah salah satu pendukung berat loyalitas. Bukanlah sebuah loyalitas kalau pada hari pembagian gaji kita sangat loyal, sementara kalau hari lain kita asal-asalan. Bukanlah sebuah loyalitas juga kalau kita tersenyum saat dipuji, sementara kita mengumpat saat ditegur atasan.
4.  Mengasihi
Seseorang yang loyal tentunya mengasihi substansi tempat dia memberi loyalitasnya. Seseorang yang menyebut dirinya loyal kepada Tuhan, tentunya kita bisa melihat kasihnya kepada Tuhan.
5.  Dedikasi
Loyalitas juga mengandung dedikasi. Kalau kita berani menyebut diri kita loyal kepada Tuhan, maka kita harus berani pula berdedikasi atas pelayanan kita kepada-Nya.

Aplikasi Loyalitas
Loyalitas berpijak dari prinsip-prinsip yang kita miliki. Aplikasi loyalitas yang bisa kita terapkan adalah:
  1. Memiliki prinsip yang benar dan berasal dari Firman Tuhan
  2. Mendengar dan melakukan Firman Tuhan melalui pembacaan Alkitab setiap hari.

Apakah Aku Loyalis Sejati?
  1. Apakah aku telah memiliki prinsip yang sejati dan berasal dari Tuhan?
  2. Sudahkah aku mendengar Firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupanku?
  3. Apakah aku memegang prinsip yang kumiliki dengan kaku tanpa mau diubah walaupun oleh Firman Tuhan?
  4. Sebagai orang Kristen, apakah aku sudah membela Kerajaan Allah dengan segenap hidupku? Misalnya: dengan melayani tanpa motivasi yang salah.
  5. Apakah aku loyal kepada pasangan hidupku?
  6. Bagaimana dengan loyalitasku terhadap perusahaan dan supervisor tempat aku bekerja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar