Jumat, 18 November 2011

ENAM KEKUATAN UTAMA MANUSIA

1. Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal
terbaik dalam kehidupan ini, setiap kita harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Setiap kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidakmampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.
2.Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehinggakita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.
3.Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.
4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.
5.Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat
menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf
kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.
6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.
Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.
Note :
No one is born to lose. Everyone is born to win. And the biggest difference that separates the one from the other is the willingness to learn, to change, and to grow.
Renungan ini tidak akan banyak berarti dan tidak akan pernah dapat menginspirasi kita untuk mencapai hal-hal terbaik dalam kehidupan kita, mencapai kehidupan berkelimpahan, jika setiap kita yang membacanya tidak memiliki kemauan dan hasrat untuk belajar, untuk berubah dan bertumbuh.

MATA YANG TERTUJU PADA VISI

1 SAMMUEL 8:1-21

PENDAHULUAN
Setiap orang percaya punya kuasa, itulah sebabnya hidup Kristen adalah hidup yang diberkati. Berbicara tentang berkat, tidak selamanya berkat itu dalam bentuk materi, karena ternyata banyak orang punya uang tapi hidupnya tidak diberkati. Sementara Alkitab bicara, ada orang yang punya kuasa untuk memiliki tetapi juga punya kuasa untuk menikmatinya, itulah orang-orang yang diberkati Tuhan. Apa artinya kaya raya tetapi tubuhnya dikuasai oleh bermacam-macam penyakit, sehingga tidak bisa menikmati kekayaannya. Jadi walaupun kaya, namun tidak hidup dalam berkat. Kaya bukanlah dosa, tetapi kita juga harus memiliki kuasa untuk menikmatinya dan bahkan dengan kekayaan itu, kita dapat pergunakan untuk kemuliaan Tuhan dan untuk menjadi saluran berkat buat orang lain.
Berkat yang dimaksud dalam Alkitab bukan hanya sebatas berkat materi saja, karena Alkitab mencatat: “Kerajaan Allah bukan hanya terdiri dari perkataan tetapi terdiri dari kuasa”, jadi berkat dan otoritas sesungguhnya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di sisi lain memang setan berusaha untuk menipu manusia dengan mempengaruhi pikirannya, “kalau kamu punya uang kamu bisa buat apa saja yang kamu mau.  Tentu hal itu keliru, karena memang di satu sisi Kristus menghendaki agar hidup kita diberkati tetapi di sisi lain Kristus juga mau kita hidup dalam otoritas atau miliki kuasa.
Di dalam Ulangan 28: 1-14 dijelaskan bahwa Hidup Kristen itu wajib untuk mendengar suara Tuhan dengan serius, dan melakukannya dengan setia. Karena jika kita dapat melakukan dengan benar, maka Tuhan Allah akan mengangkat kita di atas segala bangsa di muka bumi ini dan memberkati kita. Arti kita “diangkat” di dalam ayat 1:
  1. Kita diangkat dari orang hina menjadi orang mulia. 
  2. Kita diangkat Tuhan dari orang bodoh menjadi orang yang pintar.
  3. Dari orang yang menderita diubahkan-Nya menjadi orang yang diberkati.
Kekristenan adalah hidup dalam otoritas sehingga orang bisa saja merancangkan yang jahat buat kita tetapi mereka yang merancangkan kejahatan itu, akan lari dari hadapan kita (ayat 7). Ini merupakan bukti bahwa kita punya otoritas. Berkat yang disediakan Tuhan bagi kita mencakup: Berkat di dalam lumbung, berkat di dalam segala usaha, dan di negeri artinya di lingkungan, kita dapat menjadi berkat. Jika kita berpegang pada perintah Tuhan dan hidup menuruti jalan yang ditunjukkan-Nya, Ia bersumpah akan menetapkan kita sebagai umat-Nya yang dikuduskan.
Jadi, berkat tidak selamanya materi, namun berkat terbesar yang Tuhan sediakan bagi kita setelah kita diselamatkan adalah mengembalikan kita pada otoritas di mana Tuhan menciptakan kita (Kej. 1:26-28, band. Roma 3:23-25). Jadi, jelas pada mulanya Allah menciptakan manusia dengan otoritas untuk berkuasa atas segalanya. Tapi persoalan terbesar manusia setelah jatuh dalam dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah, artinya kita telah kehilangan otoritas, tetapi oleh kasih karunia Allah, kita dibenarkan di dalam Kristus. Artinya, dikembalikan pada hakekat kita waktu diciptakan yaitu memiliki otoritas.
Dari bacaan kita pagi ini kita temukan bangsa Israel menggunakan otoritas sebagai umat pilihan untuk hal yang menyakitkan Tuhan, sebenarnya mereka merasakan tuntunan Tuhan sebagai Sang Raja tidak pernah berkekurangan bahkan setiap hari mereka melihat dan merasakan mujizat Tuhan. Namun hal ini tidak membuat orang Israel menjadi puas.  Didukung pula oleh kondisi pemimpin mereka sebagai wakil Tuhan yang dimata orang Israel telah ketinggalan, tidak lagi kuat(sudah tua) anak-anak dari pemimpin mereka tidak memberi contoh, membuat Israel memberontak dan meminta seorang raja.
“engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau,maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa  lain”. 1 Sam 8:6
Ini adalah perkataan ta-tua Israel yang datang menghadap Sammuel. Mereka merasa bahwa kepemimpinan Tuhan yang berada ditangan Samuel telah menjadi usang seiring dengan semakin lanjutnya umur Samuel.
Namun alkitab berkata bukan Samuel yang ditolak Israel melainkan Allah sendiri “TUHAN berfirman kepada Sammuel : dengarkan perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka”. 1 Sam 8:7 
Mengapa Israel meminta raja ?
  1. Israel kehilangan kepercayaan kepada kepemimpinan Samuel karena 2 alasan:
☺ Sistim regenerasi yang tidak kuat, artinya anak-anak samuel yang dipercayakan menjadi hakim tidak hidup seperti Samuel, nilai – nilai kepemimpinan yang teokrasi menjadi hilang karena mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan I Sam 8:2
☺ samuel menjadi semakin tua, persoalan usia menjadi persoalaan dalam kepemimpinan Samuel, artinya Israel melihat kekuatan fisik, kemampunan berpkir dan bertindak dari Samuel semakin menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
  1. Israel mencoba membandingkan sitim kepemimpinan yang ada di bangsa – bangsa lain dengan sistim kepemimpinan dinegerinya sendiri. 1  Sam 8:5b.  artinya mata dari bangsaIsrael tidak terfokus lagi Pada Tuhan yangmemimpin mereka tetapi pada apa yang ada disekitarnya yaitu bangsa lain
  2. Israel kehilangan Visi. Mengapa ? Karena mereka melupakan apa yang pernah Tuhan kerjakan didalam perjalanan mereka . 1 Sam 8:8 seharusnya mereka tetap memandang kepada Allah dalam kepemimpinanNya, seperti  Tuhan telah menjadi raja atas mereka selama beberapa generasi dan terbukti mereka selalu sukses dan berhasil, demikian sekalipun anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya, tetapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatnya. Ternyata Israel lupa akan hal ini sehingga mereka ngotot meminta raja kepada Samuel.
Karena bangsa Israel memilih raja dunia ini untuk memerintah atas mereka dan bukan Tuhan, maka Tuhan menyerahkan mereka kepada raja Dunia ini, dan Tuhan berfirman pada Samuel demikian : “oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkan mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukan kepada mereka apa yang menjadi hak raja.” 1 Sam 8:9
Dengan demikian raja dunia inilah yang berhak atas Israel dan bukan lagi Tuhan, sehingga ada bahagian dari kehidupan bangsa Israel yang harus diambil untuk kepentinga raja yang mereka minta, dan ini merupakan konsekuansi atas permintaan mereka.
Hal-hal yang diambil dari Israel untuk kepentingan raja :
-          Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan diambil untuk dipekerjakan pada  keretanya dan kudanya, artinya generasi Israel menjadi generasi yang diperbudak oleh dunia ini. Generasi yang tidak berharga. Ayat 13
-          Hasil ladang dan kebun yang terbaik dari Israel akan diambil, artinya Israel tidak bisa lagi menikmati hasil kerjanya secara maksimal karena akan diambil oleh raja untuk kepentinganya. Penghasilan kita digerogoti oleh raja dunia ini. Ayat 16
-          Budak laki-laki dan perempuan, kambing domba, ternak diambil untuk kepentingan raja, artinya semua asilitas yang kita punya akan disabotasi oleh raja dunia ini untuk kepentingannya. Ayat 17
Akibatnya Israel akan berteriak karena raja yang mereka pilih, mereka menjadi kesal, merasa dirugikan tetapi kondisinya sudah terlambat, semuanya sudah terjadi.
Mazmur 2:1-2 mengatakan bahwa raja dunia bermufakat untuk melawan Tuhan dan yang diurapinya, sehingga bangsa-bangsa menjadi rusuh. Inilah akibatnya jika kita lebih memilih dunia kebanding kerjaan Allah.
Visi yang tertuju kepada Tuhan berdapak kekekalan
Bangsa Israel memandang Samuel sebagai generasi tua yang tidak berguna lagi, tetapi mari kita lihat apakah seperti demikian keadaan Samuel ?
Memang secara fisik samule telah Tua, tetapi Israel tidak melihat manusia roh yang dimiliki samauel.  Alkitab menyatakan bahwa sampai sedemikian usia Samuel Allah masih tetap berbicara kepadanya, artinya usia boleh usur tetapi pengurapan dan penyertaan Tuhan semakain luar biasa. Samuel tetap menjadi representative of the God Kingdom   sekalipun seluruh bangsa mengarahkan matanya untuk melihat bangsa lain tetapi Samuel tetap memandang kepada Allah, ia berbicara kepada Tuhan didalam doanya  oleh sebab itu kitya melihat Samauel sampai masa akaahir hidupnya dia tetap menjadi orang yang disukai Tihan.
Yesaya 32:1-2, “sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin dengan keadilan, dan mereka masing-masing akanseperti tempat perteduhan terhadap angina dan tempat perlindungan terhadap angina rebut, seperti aliran-aliran air ditempat kering, seperti naungan batu yang besar ditanah yang tandus”
Inilah tipe raja yang ideal yang diinginkan Tuhan berada ditengah-tengah umatNya, bahkan umatNya akan menikmati segala kebaikan dari Allahnya.
       Kesimpulan
Dunia dengan segala isinya akan berubah dengan cepat, sehingga kita terkadang merasa sistim kepemimpinan Tuhan sudah tidak relevan dengan kondisi hari ini, sehingga terkadang membuat mata kita lebih condong kepada sistim dunia ini untuk menjadi raja atas kehidupan kita. Tetapi hari ini kita kita belajar satu hal yaitu biar visi kita tetap tertuju kepada Tuhan yang telah terbukti kuasanya atas kita dari dahulu sekarana dan selamanya. Amin.

Menembus Penghalang Untuk Melangkah Dalam Kepastian

Yohanes 4: 1-42
PENDAHULUAN
Seringkali langkah-langkah kita terhambat karena ketidakmampuan kita menembus penghalang-penghalang yang harus dihadapi. Penghalang-penghalang pasti ada dalam jalan hidup ini, namun meskipun banyak penghalang dan tantangan serta rintangan, kita harus melangkah dengan pasti. Karena kepastian kita bukanlah berbicara mengenai suatu keadaan yang begitu banyak penghalang, tetapi kepastian kita berbicara tentang sikap hati kita dalam menghadapi penghalang-penghalang tersebut agar kita dapat meraih kemenangan. 
Alkitab mencatat, perjalanan hidup Yesus penuh dengan tantangan dan hambatan. Jika Yesus sendiri yang adalah Tuhan dan Raja di atas segala raja dan yang Kudus adanya, juga menghadapi tantangan, apa lagi kita sebagai umat-Nya. Jadi persoalannya, bukan seberapa besar tantangan yang dihadapi, tetapi bagaimana cara kita menyelesaikannya. 
Tuhan mempunyai rencana yang indah dan dahsyat dalam kehidupan kita, namun langkah-langkah kita terhambat karena ketidak-mampuan kita menembus penghalang-penghalang yang harus kita hadapi. Penghalang pasti kita hadapi, ini disebut “Aksioma” yaitu sebuah hukum yang tidak pernah bisa dipungkiri di dalam perjalanan hidup ini.
HALANGAN I -> KRITIKAN (ayat 1-2)
Kritikan bukan saat untuk kecewa, mundur dan putus asa
Ada banyak hal yang bisa menjadi alasan untuk orang mengkritik kita, namun kritikan tidak boleh menghambat jalan kita. Karena itu kritikan bukanlah jadi alasan untuk kecewa, mundur, putus asa, lalu menyerah. Tetapi :
  1. Kritikan harus membuat kita introspeksi.
    Jadi kita harus melihat setiap kritikan secara positif dan menerimanya dalam konteks yang sehat, artinya kalau memang ada yang harus kita rubah dan perbaiki maka kita harus lakukan, kalau memang tidak ada yang perlu dirubah kita kuatkan hati kita dan belajar untuk menerima orang lain apa adanya.
  2. Kritikan harus memantapkan visi kita.
    Yesus pergi bukan untuk melarikan diri, tapi karena ada rencana Tuhan yang hebat dalam hidup-Nya. Jadi justru masalah, tekanan, kritikan itu harus memantapkan visi kita kepada Tuhan.
  3. Kritikan harus menjaga kita agar tetap mengandalkan Tuhan.
    Jadi kritikan itu harus menyadarkan kita bahwa kita tidak sempurna dan tidak dapat berdiri sendiri dan sangat membutuhkan pertolongan Tuhan.
HALANGAN II -> KELELAHAN (ayat 4-6)
Semua orang pasti bisa dan sering mengalami kelelahan. Dan kelelahan ini seringkali membuat orang cepat emosi, menjadi malas dan bersifat kekanak-kanakan yang harus selalu dimengerti oleh orang lain. Namun kelelahan bukan saat untuk berhenti berkarya, yang kita butuhkan adalah istirahat yang sejati.
A. Kesadaran akan kehadiran Allah.
Seletih apapun, kalau kita tahu bahwa Tuhan hadir, maka itu akan memberikan kekuatan yang baru buat kita.
B. Kesadaran tentang janji-janji Allah.
Begitu banyak janji-janji Allah yang tertulis di dalam Alkitab. Kalau kita menyadarinya dan mengimaninya, maka walaupun kita lelah, janji-janji itu akan membuat kita segar kembali.
C. Kesadaran akan penyertaan & tuntunan Allah.
Kalau kita sadar akan penyertaan dan tuntunan Allah dan kita hidup di dalamnya, maka kita tidak akan merasa lelah karena Tuhan akan menopang dan memberi kekuatan yang baru setiap saat.
HALANGAN III -> PERBEDAAN (ayat 7,9)
Di dalam ayat bacaan ini diceritakan mengenai perbincangan Yesus dengan perempuan Samaria. Yesus adalah orang Yahudi, dan pada zaman tersebut, orang-orang Yahudi selalu memandang rendah orang Samaria. Ini berarti ada perbedaan antar orang Yahudi dan orang Samaria. Namun perbedaan ini tidak menjadi alasan bagi Yesus untuk tidak menolong dan meninggalkan perempuan itu. Demikian juga dengan kita, kalau perbedaan dijadikan alasan untuk tidak maju, tidak berkarya, tidak berusaha merebut kemenangan, maka kita berada dalam persoalan yang serius. Karena itu, hidup ini sangat ditentukan oleh bagaimana sikap kita dalam menghadapi atau menyikapi perbedaan. Jadi, janganlah menyelesaikan perbedaan dengan permusuhan dan keributan.
Ada beberapa hal penting yang kita lihat dalam ayat ini:
A.Ramah – memulai pembicaraan.
Walaupun orang Yahudi dan orang Samaria sangat berbeda, namun Yesus menunjukkan keramahanNya dengan memulai pembicaraan.
B. Tidak angkuh.
Walaupun Yesus orang Yahudi, namun Yesus tidak angkuh dalam percakapan dengan perempuan Samaria tersebut.
C Tidak menghakimi.
Yesus tahu bahwa latar belakang perempuan tersebut. Tetapi Yesus tidaklah menghakiminya.
HALANGAN IV -> KESULITAN (ayat 9)
Walaupun ada kesulitan dimana orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan orang Samaria, namun Yesus tetap menempatkan pelayanan sebagai prioritasNya.
A Lebih penting dari kebiasaan.
B. Lebih penting dari kepentingan diri.
C. Lebih penting dari pandangan-pandangan orang.
Bagi seorang yang fokusnya jelas, kesulitan yang dihadapi merupakan sebuah kenikmatan. Tetapi orang bodoh melihat kesulitan bagaikan macan yang menakutkan yang akan menghancurkan. Jadi sukses atau gagalnya seseorang tidak tergantung masalah atau beban yang dihadapi, tapi tergantung pada bagaimana sikapnya dalam menghadapi kesulitan itu. Orang sukses adalah: Seorang yang tersenyum ditengah kesulitan, belajar dari kesulitan dan mau menghadapi kesulitan. Tetapi orang bodoh adalah: seorang yang: menangis ditengah kesulitan, lari dan menghindar dari kesulitan. Oleh karena itu, orang bodoh sulit untuk belajar sehingga sulit untuk maju.
HALANGAN V -> KECURIGAAN (ayat 27 & 31-32)
Ada panyak perkara yang bisa menjadi alasan orang curiga pada kita. Sama seperti yang dialami Yesus, ketika Ia berbincang-bincang dengan wanita Samaria, murid-murid-Nya menatap Yesus dengan curiga. Namun tatapan mata dan sikap yang penuh kecurigaan tidak boleh menghambat kita untuk menjadi pelaku Firman.
  1. Pandangan orang tidak dapat mengubah pandangan & rencana Allah.
    Yesus tidak perduli walaupun murid-muridNya memandangNya dengan curiga.
  2. Pandangan orang tidak boleh mengubah sikap kita.|
    Kecurigaan murid-muridNya tidaklah mengubah sikap Yesus untuk menolong perempuan Samaria tersebut.
  3. Pandangan orang tidak dapat menghambat kesaksian kita.
    Walaupun murid-muridNya mencurigai, tetapi Yesus tetap melayani perempuan tersebut.
IV. PENUTUP
Karena itu sebagai orang-orang percaya, tembuslah setiap penghalang dan hambatan serta rebutlah kemenangan. Sebab bersama Yesus tidak ada perkara yang mustahil, mujizat dan kemenanganlah yang kita raih.