Rabu, 13 Oktober 2010

LIFE IMPACT/ HIDUP YANG MEMBERI DAMPAK


Matius 5 : 13 – 14;2 Tawarikh 26 :1-23

 Yesus berkata bahwa kita harus menjadi garam dan terang bagi dunia, artinya kehidupan saudara dan saya harus memberi pengaruh disekililing kita. Dalam Matius 5 : 13 – 14 dikatakan bahwa saudara dan saya adalah garam dan terang dunia. Garam berfungsi sebagai pengawet,menyembuhkan, memberi rasa, dan masih banyak lagi ,sedangkan terang berfungsi menghalau kegelapan sebab dimana ada terang maka kegelapan sirna dengan demikian orang dapat melihat dengan jelas situasi dan kondisi yang sesungguhnya dari suatu tempat,dengan demikian kehidupan orang benar adalah kehidupan yang memberi pengaruh dan menghalau semua pekerjaan kegelapan. Kedatangan Yesus kedunia adalah supaya Ia membinasakan pekerjaan – pekerjaan iblis (1 Yoh 3 : 8b ). Dan itupun menjadi tugas saudara dan saya sebab dalam Yohanes 14 : 12 Yesus berkata bahwa baransiapa yang percaya kepadaNya maka ia akan melakukan pekerjaan – pekerjaan yang Aku lakukan bahkan yang lebih besar dari pada itu.
Jadi saudara dan saya ada didunia adalah untuk membinasakan pekerjaan – pekerjaan iblis dan mengambil alih semua hal yang merupakan kepunyaan kerjaan Allah yang tercuri oleh iblis ketika manusia adam dan hawa jatuh kedalam dosa.
Kata Dunia ( World ) didalam bahasa Yunani adalah kosmos, yang memiliki arti urtutan sosial,pengaturan  atau budaya yang dianut masyarakat,dalam Matius 5 ; 13 – 14 ini Yesus tidak secara spesifik sedang mengacu pada sebuah daratan,territorial ataupun letak geografis,tetapi ia sedang membicarakan mengenai infrastruktur sosial dari sebuah komunitas masyarakat yang sanggup membuat dirinya untuk berfungsi dalam tata cara hidup yang teratur.
Ada 7 kelompok institusi yang dapat dikategorikan sebagai sebuah komunitas adalah keluarga,agama,bisnis,pendidikan,pemerintahan,kesenian dan media. Untuk dapat menjadi garam dan terang dari kosmos, kita harus dapat mempengaruhi kebudayaan – kebudayaan yang terdapat di dalam kelompok – kelompok sosial tersebut. Dimana kelompok – kelompok sosial tersebut hari – hari ini dikuasai oleh kekuatan – kekuatan dengan sistim  yang dibangun oleh roh yang mengusai dunia yaitu kekuatan kegelapan . Contohnya didunia bisnis banyak orang supaya binisnya sukses mereka memakai kekuatan kegelapan, untuk jabatan dipemerintahan mereka memakai kekuatan kegelapan, dll.Itu artinya bahwa untuk dapat memberi dampak kepada dunia saudara dan saya tidak bisa lakukan dengan kekuatan sendiri. Saudara tidak dapat menaklukkan dunia kalau saudara tidak dipenuhi oleh Roh Kudus.
Ada kata – kata bijak yang berbunyi orang pandai belajar dari pengalamannya sendiri tetapi orang berhikmat belajar dari pengalaman orang lain.saya percaya bahwa  saudara adalah orang berhikmat yang mau belajar dari pengalaman orang lain mengenai kehidupan yang memberi dampak. Mari kita baca 2 Tawarik 26 : 1 – 23.Kehidupan dari raja Uzia adalah juga menggambarkan dua sisi kehidupan kekristenan hari – hari ini. Nama Uzia berarti “my strength is Jehovah” Tuhan kekuatanku. Nama ayahnya adalah Amazia yang berarti “Jehovah is mighty”  Tuhan yang perkasa.dan raja ini dididik oleh imam Zacharia artinya  “Jehovah remembers” Tuhan selalu mengingat. Uzia menjadi raja ketika ia berumur 16 tahun dan masa pemerintahannya 52 tahun, selama 52 tahun kehidupannya adalah kehidupan yang memberi dampak kepada seluruh komuitas yang ada dalam masyarakat Yehuda.
Dalam ayat 5 …….Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.”
kata berhasil  itu dalam bahasa ibrani  tsâlach  /  tsâlêach  artinya: to advance (kemajuan, kenaikan/penaikan), prosper(berhasil baik, menjadi makmur), make progress(mendapat kemajuan), succeed(berhasil) , be profitable (menguntungkan)

Ada 3 prinsip kehupan yang dapat kita pelajari dan yang harus dimiliki oleh setiap saudara yang adalah garam dan terang dunia yaitu :
  1. Hidup di tempat kudus Tuhan ( 2 tawarik 26 : 4-5)
Prinsip hidup ditempat kudus :
kita hanya bisa masuk ketempat kudus Tuhan hanya karena korban Kristus yang sempurna,kita masuk karena sudah memenuhi persyaratan , kita masuk dengan kerendahan hati, kita masuk dengan hati yang haus dan lapar akan Dia.

  1. Hidup ditempat yang ditentukan/ gereja ( 2 tawarikh 26 : 5 )

  1. Hidup dikomunitas masyarakat/ market place ( 2 tawarikh 26 : 6 – 15 )

Banyak orang Ktristen ketika mereka berada dalam komunitas masyarakat tidak tahu prinsip – prinsip ini sehingga mereka banyak mengalami tekanan, pencobaan dan bahkan mengalami kekalahan, artinya sistim dunia yang mengusai kehidupan mereka. Padahal Allah menciptakan saudara dan saya untuk menjadi garam dan terang dunia. Itu dikarenakan mereka tidak hidup di tempat kudus, tidak aktif ditempat yang ditentukan dan hanya aktif dikomunitas masyarakat ( market place ).banyak orang Kristen bahkan yang sudah lahir baru sekalipun kehidupan ditempat kudus nol sehingga ketika mereka pergi ke gereja mereka melakukan apa yang mereka pikir benar yaitu ketika menyembah Tuhan mereka melakukan dengan tidak ada rasa hormat pada Tuhan.seperti yang dilakukan oleh raja Uzia ketika ia berubah setia kepada Tuhan kehidupanya mengalami kekalahan.sepeti yang dikatakan dalam Matius 5 : 13 ,menjadi kehidupan yang tidak berguna dibuang dan diinjak orang.
Saudara itu sangat berbahaya karena sesungguhnya karena market place adalah tempat peperangan kita yang terakhir dan kita tidak memulai dari sana . ketika saudara memulai kehidupan diruang kudus Allah, dan dilanjutkan ditempat yang ditentukan Tuhan, baru saudara menerima kekuatan untuk mengubah dunia.


MAXIMIZE YOUR POTENTIAL



Keluaran 3:1-12
I. PENDAHULUAN
Dalam Mazmur 139:14, Daud berkata kejadianku dahsyat dan ajaib. Tuhan menciptakan manusia dahsyat dan ajaib. Berdasarkan sebuah survey, dikatakan manusia rata-rata hanya menggunakan otaknya 12% dari kemampuan maksimalnya. Jadi masih ada sisa 88% yang belum dipergunakan. Dalam kitab Kejadian dikatakan bahwa manusia diciptakan supaya mereka berkuasa. Jadi dari pihak Allah, Dia selalu rancangkan yang terbaik. Tetapi Alkitab juga mencatat bahwa manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Sehingga yang terjadi manusia bisa hidup, bisa berhasil, bisa meraih yang dicita-citakan tetapi seringkali manusia tidak dapat mencapai potensi maksimalnya.
Yesus dengan tegas berkata bahwa Aku datang untuk memberi domba-dombaKu hidup dan hidup yang berkelimpahan, jadi bukan hidup yang penuh tekanan dan kehancuran. Kelimpahan disini berarti manusia dapat kembali mencapai potensi maksimalnya, karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia dahsyat. Tetapi di tengah kedahsyatannya, manusia selalu punya masalah dan persoalan tetapi manusia juga mempunyai kemenangan dan mujizat-mujizat.
Paskah mengingatkan kepada kita tentang apa yang Kristus telah perbuat bagi manusia, bahwa akibat dosa manusia maka Kristus rela mati. Dampak dari kebangkitan Kristus adalah bahwa manusia dikembalikan kepada potensi maksimalnya. Mengapa banyak rumah tangga bermasalah? Karena kita merasa terbatas. Tetapi di dalam Kristus ada kepastian dalam hidup berumah tangga karena Tuhan sanggup memberi kemampuan lebih sehingga kita kuat menghadapi dan mengatasi segala perkara. Ini yang disebut mencapai potensi maksimal.
Setiap manusia pasti mempunyai masalah dan persoalan tetapi setiap manusia juga pasti memiliki pengalaman kemenangan dan mujizat. Lalu apa yang menyebabkan manusia tidak dapat mencapai potensi maksimalnya?
1. 
Karena manusia jatuh dalam dosa
Dosa ini yang menjadi limit dan membatasi kuasa yang Tuhan sediakan ketika menciptakan manusia.
2.
Karena pandangan kita akhirnya hanya kita tujukan pada masalah dan persoalan
Kita mulai merasa tidak sanggup, tidak mampu, tidak bisa dan merasa bahwa memang kita sudah begini dan tidak dapat meraih kemenangan, akhirnya pandangan kita hanya diarahkan kepada masalah dan persoalan. Tetapi di dalam Kristus dosa kita diampuni dan kita menjadi ciptaan yang baru sehingga pandangan kita diarahkan dengan iman kepada kemenangan dan mujizat yang Tuhan sediakan bagi orang yang percaya.
Dalam pembahasan ini, kita akan belajar tentang Musa. Kalau bicara tentang ketidak beruntungan maka Musa paling tidak beruntung. Dia lahir ketika setiap bayi Ibrani harus dibunuh, dilepaskan di sungai Nil, diasuh dalam budaya Mesir kemudian ketika Musa membuat masalah dia lari dan harus berada di padang gurun. Kelihatannya kehidupan Musa sangat berat tetapi akhirnya dia mencapai potensi maksimal.       
Ada banyak orang yang bertahun-tahun dalam hidupnya merasa dirinya hanyalah orang miskin, orang yang sederhana, selalu berada dalam tekanan dan pergumulan hidup, tetapi ingat, di dalam Kristus kita lebih dari orang-orang yang menang. Kita harus yakin bahwa ada potensi yang luar biasa dalam diri kita yang kalau kita biarkan tangan Tuhan bekerja didalamnya maka akan terjadi ledakan yang dahsyat untuk menyatakan kemuliaan Allah bagi banyak orang.
40 tahun Musa dididik, tetapi akhirnya yang terjadi Musa melupakan segalanya, menjadi seorang gembala, menganggap dirinya sudah tidak mampu lagi, dan akhirnya yang dia lihat hanyalah persoalan dan masalah.
Ketika Allah menjumpai Musa, ternyata Musa sudah menjadi orang yang kepribadiannya berbeda. 40 tahun pertama dia adalah Prince of Egypt yang mempunyai pikiran yang maju tetapi kemudian masalah demi masalah dating bertubi-tubi sehingga Musa selalu berpikiran bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi (band. Ayat 11). Salah satu persoalan terbesar dari iman adalah rasa cepat puas. Ketika seseorang merasa dirinya puas, dia tidak pernah akan melangkah maju. Kita memang harus bersyukur dalam segala perkara tetapi kita harus punya mimpi besar dan harus tekun menjalani hari ini.
Mimpi besar bukan berarti mengkhayal. Contoh: Bartimeus, dia punya mimpi besar bahwa suatu hari dia bisa melihat, tetapi dia tetap tekun menjalani hari-hari hidupnya.
Tiga periode dalam kehidupan Musa;







1.         MasamPembentukan (dari kelahiran sampai melarikan diri dari mesir – 40 tahun)
Dalam masa ini, Musa belajar segala yang “hebat” di lstana Firaun namun juga segala yang “hebat” dengan Tuhan dalam peristiwa keselamatannya. Pada periode ini semua potensi dalam dirinya digali. Pelajaran yang diperoleh yaitu perang, kepemimpinan, keberanian, kewibawaan, pembentukan karakter dan lain-lain karena Musa adalah Prince of Egypt.
2.         Masa Persiapan (di padang gurun – 40 tahun)
Dalam masa ini, Musa belajar untuk “kuat” di padang gurun, namun ia juga belajar menyadari dirinya bukan siapa-siapa (band. Keluaran 4:1-5). Pada periode ini pelajarannya hanya satu, tetapi paling sulit dan membutuhkan waktu yang lama, yaitu kerendahan hati.
3.    Masa Merebut potensi maksimal (dari memimpin bangsa Israel keluar hingga ke Nebo – 40 tahun)
      Dalam masa ini, Musa memetik buahnya:
-
Berani tapi tidak sombong
-
Wibawa namun sadar anugerah Tuhan
-  
Kepemimpinan tanpa arogansi
Dalam kehidupan ini, setiap kita pasti juga akan melewati 3 periode ini, tinggal bagaimana kita menyikapinya, apakah kita hanya berputar-putar di periode 1 atau periode 2 tanpa pernah merebut potensi maksimal kita? Potensi maksimal bukanlah menyesali kejadian masa lalu tetapi adalah menyadari bahwa kejadian kita dahsyat dan ajaib, serta menyadari apa yang kita miliki hari ini dan berjalan bersama Tuhan untuk merebut yang terbaik dalam kemuliaanNya. Berkat yang terbesar bukanlah uang tetapi hidup kita sendiri. Hidup Kristen, setelah kita diampuni, kita dikembalikan untuk menjadi orang yang hidup berkuasa dan merebut potensi maksimal dalam pekerjaan dan pelayanan.
II. PENGALAMAN-PENGALAMAN MUSA
Pengalaman-pengalaman hidup Musa ada yang indah dan ada yang pahit, dan Tuhan ijinkan untuk menuntun hidupnya sehingga dia mencapai potensi maksimal. Oleh sebab itu Alkitab katakan bahwa Allah turut bekerja sama dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya. Lewat pengalaman hidup tersebut, Musa belajar:
1.
Belajar untuk sadar akan dirinya (terbatas)
2.
Belajar untuk sadar akan Tuhan (sanggup lakukan segala perkara)
3.
Belajar untuk sadar akan orang lain (bukan menuntut tetapi menjadi berkat bagi orang lain)
Sebelum kita sadar bahwa Allah kita dahsyat maka kita tidak akan pernah mencapai potensi maksimal. Jika Allah di pihak kita tidak ada yang dapat melawan kita. Anak Tuhan harus bekerja maksimal karena pekerjaan kita adalah pelayanan kita dan pekerjaan kita tidak biasa-biasa saja, tetapi harus luar biasa karena kita tahu bahwa di pekerjaan ini kita harus menjadi berkat, harus menyatakan kemuliaan Tuhan dan kita harus buktikan bahwa orang yang takut akan Tuhan akan diberkati luar biasa.
III. KEBANGKITAN MUSA
1.
Ia sharing dengan orang yang tepat (Keluaran 4:18-19)
2.
Ia memperhatikan keluarganya (Keluaran 4:20)
3.
Ia mendengar suara Tuhan (Keluaran 4:21-23)
4.
Ia siap bekerja sama (Keluaran 4:28-29)
5.
Ia kembali memiliki rasa percaya diri (Keluaran 5:1)
IV. PENUTUP
Ibrani 11:24-27, pelajaran penting bagaimana Musa dapat mencapai potensi maksimalnya
Iman
Siap menderita
Menolak dosa
Pandangannya ke depan
Melihat yang tidak kelihatan

Jumat, 08 Oktober 2010

NEW SEASON


YOHANES 11:1-11
Berbicara tentang musim yang baru atau New season adalah sebuah sebuah era dimana terjadi transisi dari musim yang lama dan masuk dalam musim yang baru. Dan masuk dalam musim yang baru diperlukan wadah yang baru untuk menampung hasil di musim yang baru tersebut.  Kirbat  yang baru untuk mengisi anggur yang baru.
Berbicara tentang musim yang baru adalah kita bicara tentang  sebuah movement atau pergerakan, dimana semua orang yang masuk dalam musim yang baru tersebut  adalah orang orang yang ikut bergerak dan menggambil tanggung jawab dalam movement tersebut.
Berada di musim yang baru mengakibatkan kita melahirkan generasi baru, dimana gemerasi baru tersebut lebih baik dari generasi sebelumnya.
Bacaan kita pagi ini menceritakan tentang tiga bersaudara, Lasarus, Martha dan Maria mereka adalah orang-orang yang begitu dekat dengan Yesus sehingga segalah hal yang mereka alami selalu dikomunikasikan dengan Yesus. Ini tipikal manusia atau jemaat yang hidup di musim yang baru , mereka memebangun hubungan yang intim dengan Yesus.  Dan tiga pribadi ini menggambarkan tipikal orang yang hidup di musim yang baru. Maria mewakili karakter mereka  yang suka melayani,  Martha mewakili karakter mereka yang suka bekerja, dan Lazarus adalah gambaran dari mereka yang mengalami mujizat setiap hari.  Ketiga tiganya bersaudara artinya tidak dapat dipisahkan krn tugas yang berbeda.
Peristiwa Lazarus  sakit, mendorong Maria dan Martha mengirim kbar kepada Yesus agar
Peristiwa Lazarus  sakit, mendorong Maria dan Martha mengirim kbar kepada Yesus agar Yesus segera datang dan menolong Lazarus “ tolong saudara kami Lazarus!”. Kita lihat sebuah kebutuhan manusia  muncul disini yaitu kebutuhan untuk diperhatikan dan dikasihi.  Sehingga ada banyak orang yang mencoba mencari kasih dan perhatian dari tempat yang salah, padahal di musim yang baru ini setiap umat Tuhan harus mengerti 4 hal berikut , supaya ia tidak salah dalam mencari kasih dan perhatian :
1.       God with us (Allah beserta kita), Dia tikan perna meninggalkan kita! Dia Immanuel. Sekalipun berita kesakitan Lazarus merupakan hal yang penting dalam kehidupan keluarga Lazarus di Betania ini. Tetapi jawaban Yesus sangat mengagetkan kita “penyakit itu tidak akan membawa kematian,tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, …………… “ Ia sengaja tinggal 2 hari lagi ditempat dimana dimana dia berada…..”  kata “sengaja” mengandung pengertian membutuhkan respons. Respons adalah siakap hati dan iman untuk mempercayai b ahwa Yesus selalu beserta kita.
2.       God in us (Allah di dalam kita) jika Tuhan didalam kita kita tidak perlu takut, mau datang badai, mau datang pencobaan, tidak akan membuat kita mati tetapi akan menyatakan kemuliaan Tuhan. Karena itu di musim yang baru ini saudara Harus tau dan pastikan bahwa allah ada didalam kita.
3.       God for us (Allah untuk kita) ada banyak orang yang tidakmengerti bahwa Allah itu diperuntukan buat kita, sehingga  kita tidak memaksimaalkan kemampuan Tuhan yang ada untuk kita. Kita merasa lemah, task berdaya, dan selalu meminta pertolongan dan bantuan kepada orang lain atau hamba Tuhan. Padahal Allah ada untuk kita.
4.       God bless us ( Allah memberkati kita) ini hal yang di rindukan oleh kita semua bukan? Bahwa setiapa kita ingin di berkati, oleh Karen itu dimusim yang baru ini, kita musti mengerti bahwa Allah adaa untuk memberkati kita, jadi kita tidak perlu mencari berkat pada allah yang lain sebab itu adalah sebuah kutuk.
Dimusim yang baru ini kita diingatkan bahwa Allah beserta kita, Allah didalam kita, Allah untuk kita dan allah memberkati kita. Oleh karena itu masuk dalam musim yang baru dengana penuh keyaakinan bahwa ini musim yang luar biasa dimana Allah sungguh nyata dalam kita. Amin.

LOYALTY


Prinsip Dasar Loyalitas
Etimologi latin dari loyalitas adalah hukum atau prinsip (loyal berasal dari kata latin: legalis yang berarti legal/hukum). Loyalitas berpijak di atas prinsip-prinsip yang kita miliki dan pegang. Kita tidak mungkin loyal kepada negara kita, jika dalam diri kita tidak tertanam prinsip patriotisme. Kita juga tidak mungkin loyal kepada Tuhan, jika dalam diri kita tidak tertanam prinsip-prinsip Firman Tuhan. Kenapa? Karena prinsip itu bagaikan sebuah buku pedoman yang membawa kita menuju ke suatu tujuan. Apakah kita bisa loyal, jika substansi yang kita bela tidak memiliki tujuan yang pasti? Bagaimana mungkin kita bisa loyal, kalau kita tidak mengenal jati diri substansi yang kita bela?
Cara kita memegang prinsip, juga menentukan jenis loyalitas yang kita miliki. Jika cara kita memegang prinsip itu salah, maka kita akan memiliki loyalitas yang buta. Sebaliknya jika kita memegang suatu prinsip dengan benar, maka kita akan memiliki loyalitas yang murni dan benar. Loyalitas yang buta terjadi saat kita loyal kepada prinsip itu sendiri dan bukannya kepada suatu substansi. Sementara loyalitas sejati adalah loyalitas yang menempatkan suatu substansi sebagai obyeknya, berdasarkan prinsip-prinsip sejati yang kita pegang. Sebagai contoh: Ayub memegang prinsip yang benar dengan cara yang salah. Pada awalnya dia tidak melakukan kesalahan (Ayub 1:22; Ayub 2:10). Tetapi pada waktu dia berdebat, kita bisa melihat kalau Ayub memegang prinsip dengan cara yang kurang benar. Ayub memiliki loyalitas yang buta dengan meletakkan pengertiannya sendiri di atas kebesaran Tuhan. Ayub loyal kepada prinsipnya sendiri dan bukannya kepada Tuhan. Saat Ayub bertobat dan mulai memegang prinsip yang benar dengan cara yang benar pula, Tuhan memberkatinya dua kali lipat. Hal yang harus kita ingat: Prinsip hanyalah pijakan dan bukan hal yang harus kita bela habis-habisan.

Lima Pendukung Loyalitas
Loyalitas tidak hanya sekedar kepatuhan/kesetiaan tampak luar. Lebih dari itu, loyalitas merupakan karakter yang tertanam dalam kehidupan kita. Mungkin seseorang bisa kelihatan loyal, sementara hatinya jauh dari itu. Contohnya: seseorang memiliki loyalitas semu, jika loyalitas yang dimiliki sebatas upah yang diberikan kepadanya.
Kamus Oxford Thesaurus mendaftar beberapa kata pendukung arti loyalitas yang terangkum dalam enam hal, yaitu:
1.  Percaya dan bisa dipercaya
Jika kita ingin memiliki loyalitas, kita harus bisa percaya sepenuhnya kepada substansi yang kita bela. Selain itu kita harus bisa dipercaya. Suatu ketidakmungkinan bila kita disebut memiliki loyalitas, sementara kita tidak bisa dipercaya.
2.  Tidak pura-pura
Loyalitas adalah karakter yang mengandung ketulusan. Kepura-puraan tidak bisa mengiringi loyalitas. Kita tidak akan memiliki loyalitas kepada Tuhan, kalau kita memiliki hati yang pura-pura dalam pelayanan kepada Tuhan.
3.  Konsisten dan stabil
Konsistensi dan stabilitas emosi adalah salah satu pendukung berat loyalitas. Bukanlah sebuah loyalitas kalau pada hari pembagian gaji kita sangat loyal, sementara kalau hari lain kita asal-asalan. Bukanlah sebuah loyalitas juga kalau kita tersenyum saat dipuji, sementara kita mengumpat saat ditegur atasan.
4.  Mengasihi
Seseorang yang loyal tentunya mengasihi substansi tempat dia memberi loyalitasnya. Seseorang yang menyebut dirinya loyal kepada Tuhan, tentunya kita bisa melihat kasihnya kepada Tuhan.
5.  Dedikasi
Loyalitas juga mengandung dedikasi. Kalau kita berani menyebut diri kita loyal kepada Tuhan, maka kita harus berani pula berdedikasi atas pelayanan kita kepada-Nya.

Aplikasi Loyalitas
Loyalitas berpijak dari prinsip-prinsip yang kita miliki. Aplikasi loyalitas yang bisa kita terapkan adalah:
  1. Memiliki prinsip yang benar dan berasal dari Firman Tuhan
  2. Mendengar dan melakukan Firman Tuhan melalui pembacaan Alkitab setiap hari.

Apakah Aku Loyalis Sejati?
  1. Apakah aku telah memiliki prinsip yang sejati dan berasal dari Tuhan?
  2. Sudahkah aku mendengar Firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupanku?
  3. Apakah aku memegang prinsip yang kumiliki dengan kaku tanpa mau diubah walaupun oleh Firman Tuhan?
  4. Sebagai orang Kristen, apakah aku sudah membela Kerajaan Allah dengan segenap hidupku? Misalnya: dengan melayani tanpa motivasi yang salah.
  5. Apakah aku loyal kepada pasangan hidupku?
  6. Bagaimana dengan loyalitasku terhadap perusahaan dan supervisor tempat aku bekerja?