Rabu, 13 Oktober 2010

MAXIMIZE YOUR POTENTIAL



Keluaran 3:1-12
I. PENDAHULUAN
Dalam Mazmur 139:14, Daud berkata kejadianku dahsyat dan ajaib. Tuhan menciptakan manusia dahsyat dan ajaib. Berdasarkan sebuah survey, dikatakan manusia rata-rata hanya menggunakan otaknya 12% dari kemampuan maksimalnya. Jadi masih ada sisa 88% yang belum dipergunakan. Dalam kitab Kejadian dikatakan bahwa manusia diciptakan supaya mereka berkuasa. Jadi dari pihak Allah, Dia selalu rancangkan yang terbaik. Tetapi Alkitab juga mencatat bahwa manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Sehingga yang terjadi manusia bisa hidup, bisa berhasil, bisa meraih yang dicita-citakan tetapi seringkali manusia tidak dapat mencapai potensi maksimalnya.
Yesus dengan tegas berkata bahwa Aku datang untuk memberi domba-dombaKu hidup dan hidup yang berkelimpahan, jadi bukan hidup yang penuh tekanan dan kehancuran. Kelimpahan disini berarti manusia dapat kembali mencapai potensi maksimalnya, karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia dahsyat. Tetapi di tengah kedahsyatannya, manusia selalu punya masalah dan persoalan tetapi manusia juga mempunyai kemenangan dan mujizat-mujizat.
Paskah mengingatkan kepada kita tentang apa yang Kristus telah perbuat bagi manusia, bahwa akibat dosa manusia maka Kristus rela mati. Dampak dari kebangkitan Kristus adalah bahwa manusia dikembalikan kepada potensi maksimalnya. Mengapa banyak rumah tangga bermasalah? Karena kita merasa terbatas. Tetapi di dalam Kristus ada kepastian dalam hidup berumah tangga karena Tuhan sanggup memberi kemampuan lebih sehingga kita kuat menghadapi dan mengatasi segala perkara. Ini yang disebut mencapai potensi maksimal.
Setiap manusia pasti mempunyai masalah dan persoalan tetapi setiap manusia juga pasti memiliki pengalaman kemenangan dan mujizat. Lalu apa yang menyebabkan manusia tidak dapat mencapai potensi maksimalnya?
1. 
Karena manusia jatuh dalam dosa
Dosa ini yang menjadi limit dan membatasi kuasa yang Tuhan sediakan ketika menciptakan manusia.
2.
Karena pandangan kita akhirnya hanya kita tujukan pada masalah dan persoalan
Kita mulai merasa tidak sanggup, tidak mampu, tidak bisa dan merasa bahwa memang kita sudah begini dan tidak dapat meraih kemenangan, akhirnya pandangan kita hanya diarahkan kepada masalah dan persoalan. Tetapi di dalam Kristus dosa kita diampuni dan kita menjadi ciptaan yang baru sehingga pandangan kita diarahkan dengan iman kepada kemenangan dan mujizat yang Tuhan sediakan bagi orang yang percaya.
Dalam pembahasan ini, kita akan belajar tentang Musa. Kalau bicara tentang ketidak beruntungan maka Musa paling tidak beruntung. Dia lahir ketika setiap bayi Ibrani harus dibunuh, dilepaskan di sungai Nil, diasuh dalam budaya Mesir kemudian ketika Musa membuat masalah dia lari dan harus berada di padang gurun. Kelihatannya kehidupan Musa sangat berat tetapi akhirnya dia mencapai potensi maksimal.       
Ada banyak orang yang bertahun-tahun dalam hidupnya merasa dirinya hanyalah orang miskin, orang yang sederhana, selalu berada dalam tekanan dan pergumulan hidup, tetapi ingat, di dalam Kristus kita lebih dari orang-orang yang menang. Kita harus yakin bahwa ada potensi yang luar biasa dalam diri kita yang kalau kita biarkan tangan Tuhan bekerja didalamnya maka akan terjadi ledakan yang dahsyat untuk menyatakan kemuliaan Allah bagi banyak orang.
40 tahun Musa dididik, tetapi akhirnya yang terjadi Musa melupakan segalanya, menjadi seorang gembala, menganggap dirinya sudah tidak mampu lagi, dan akhirnya yang dia lihat hanyalah persoalan dan masalah.
Ketika Allah menjumpai Musa, ternyata Musa sudah menjadi orang yang kepribadiannya berbeda. 40 tahun pertama dia adalah Prince of Egypt yang mempunyai pikiran yang maju tetapi kemudian masalah demi masalah dating bertubi-tubi sehingga Musa selalu berpikiran bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi (band. Ayat 11). Salah satu persoalan terbesar dari iman adalah rasa cepat puas. Ketika seseorang merasa dirinya puas, dia tidak pernah akan melangkah maju. Kita memang harus bersyukur dalam segala perkara tetapi kita harus punya mimpi besar dan harus tekun menjalani hari ini.
Mimpi besar bukan berarti mengkhayal. Contoh: Bartimeus, dia punya mimpi besar bahwa suatu hari dia bisa melihat, tetapi dia tetap tekun menjalani hari-hari hidupnya.
Tiga periode dalam kehidupan Musa;







1.         MasamPembentukan (dari kelahiran sampai melarikan diri dari mesir – 40 tahun)
Dalam masa ini, Musa belajar segala yang “hebat” di lstana Firaun namun juga segala yang “hebat” dengan Tuhan dalam peristiwa keselamatannya. Pada periode ini semua potensi dalam dirinya digali. Pelajaran yang diperoleh yaitu perang, kepemimpinan, keberanian, kewibawaan, pembentukan karakter dan lain-lain karena Musa adalah Prince of Egypt.
2.         Masa Persiapan (di padang gurun – 40 tahun)
Dalam masa ini, Musa belajar untuk “kuat” di padang gurun, namun ia juga belajar menyadari dirinya bukan siapa-siapa (band. Keluaran 4:1-5). Pada periode ini pelajarannya hanya satu, tetapi paling sulit dan membutuhkan waktu yang lama, yaitu kerendahan hati.
3.    Masa Merebut potensi maksimal (dari memimpin bangsa Israel keluar hingga ke Nebo – 40 tahun)
      Dalam masa ini, Musa memetik buahnya:
-
Berani tapi tidak sombong
-
Wibawa namun sadar anugerah Tuhan
-  
Kepemimpinan tanpa arogansi
Dalam kehidupan ini, setiap kita pasti juga akan melewati 3 periode ini, tinggal bagaimana kita menyikapinya, apakah kita hanya berputar-putar di periode 1 atau periode 2 tanpa pernah merebut potensi maksimal kita? Potensi maksimal bukanlah menyesali kejadian masa lalu tetapi adalah menyadari bahwa kejadian kita dahsyat dan ajaib, serta menyadari apa yang kita miliki hari ini dan berjalan bersama Tuhan untuk merebut yang terbaik dalam kemuliaanNya. Berkat yang terbesar bukanlah uang tetapi hidup kita sendiri. Hidup Kristen, setelah kita diampuni, kita dikembalikan untuk menjadi orang yang hidup berkuasa dan merebut potensi maksimal dalam pekerjaan dan pelayanan.
II. PENGALAMAN-PENGALAMAN MUSA
Pengalaman-pengalaman hidup Musa ada yang indah dan ada yang pahit, dan Tuhan ijinkan untuk menuntun hidupnya sehingga dia mencapai potensi maksimal. Oleh sebab itu Alkitab katakan bahwa Allah turut bekerja sama dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya. Lewat pengalaman hidup tersebut, Musa belajar:
1.
Belajar untuk sadar akan dirinya (terbatas)
2.
Belajar untuk sadar akan Tuhan (sanggup lakukan segala perkara)
3.
Belajar untuk sadar akan orang lain (bukan menuntut tetapi menjadi berkat bagi orang lain)
Sebelum kita sadar bahwa Allah kita dahsyat maka kita tidak akan pernah mencapai potensi maksimal. Jika Allah di pihak kita tidak ada yang dapat melawan kita. Anak Tuhan harus bekerja maksimal karena pekerjaan kita adalah pelayanan kita dan pekerjaan kita tidak biasa-biasa saja, tetapi harus luar biasa karena kita tahu bahwa di pekerjaan ini kita harus menjadi berkat, harus menyatakan kemuliaan Tuhan dan kita harus buktikan bahwa orang yang takut akan Tuhan akan diberkati luar biasa.
III. KEBANGKITAN MUSA
1.
Ia sharing dengan orang yang tepat (Keluaran 4:18-19)
2.
Ia memperhatikan keluarganya (Keluaran 4:20)
3.
Ia mendengar suara Tuhan (Keluaran 4:21-23)
4.
Ia siap bekerja sama (Keluaran 4:28-29)
5.
Ia kembali memiliki rasa percaya diri (Keluaran 5:1)
IV. PENUTUP
Ibrani 11:24-27, pelajaran penting bagaimana Musa dapat mencapai potensi maksimalnya
Iman
Siap menderita
Menolak dosa
Pandangannya ke depan
Melihat yang tidak kelihatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar