Jumat, 18 November 2011

Menembus Penghalang Untuk Melangkah Dalam Kepastian

Yohanes 4: 1-42
PENDAHULUAN
Seringkali langkah-langkah kita terhambat karena ketidakmampuan kita menembus penghalang-penghalang yang harus dihadapi. Penghalang-penghalang pasti ada dalam jalan hidup ini, namun meskipun banyak penghalang dan tantangan serta rintangan, kita harus melangkah dengan pasti. Karena kepastian kita bukanlah berbicara mengenai suatu keadaan yang begitu banyak penghalang, tetapi kepastian kita berbicara tentang sikap hati kita dalam menghadapi penghalang-penghalang tersebut agar kita dapat meraih kemenangan. 
Alkitab mencatat, perjalanan hidup Yesus penuh dengan tantangan dan hambatan. Jika Yesus sendiri yang adalah Tuhan dan Raja di atas segala raja dan yang Kudus adanya, juga menghadapi tantangan, apa lagi kita sebagai umat-Nya. Jadi persoalannya, bukan seberapa besar tantangan yang dihadapi, tetapi bagaimana cara kita menyelesaikannya. 
Tuhan mempunyai rencana yang indah dan dahsyat dalam kehidupan kita, namun langkah-langkah kita terhambat karena ketidak-mampuan kita menembus penghalang-penghalang yang harus kita hadapi. Penghalang pasti kita hadapi, ini disebut “Aksioma” yaitu sebuah hukum yang tidak pernah bisa dipungkiri di dalam perjalanan hidup ini.
HALANGAN I -> KRITIKAN (ayat 1-2)
Kritikan bukan saat untuk kecewa, mundur dan putus asa
Ada banyak hal yang bisa menjadi alasan untuk orang mengkritik kita, namun kritikan tidak boleh menghambat jalan kita. Karena itu kritikan bukanlah jadi alasan untuk kecewa, mundur, putus asa, lalu menyerah. Tetapi :
  1. Kritikan harus membuat kita introspeksi.
    Jadi kita harus melihat setiap kritikan secara positif dan menerimanya dalam konteks yang sehat, artinya kalau memang ada yang harus kita rubah dan perbaiki maka kita harus lakukan, kalau memang tidak ada yang perlu dirubah kita kuatkan hati kita dan belajar untuk menerima orang lain apa adanya.
  2. Kritikan harus memantapkan visi kita.
    Yesus pergi bukan untuk melarikan diri, tapi karena ada rencana Tuhan yang hebat dalam hidup-Nya. Jadi justru masalah, tekanan, kritikan itu harus memantapkan visi kita kepada Tuhan.
  3. Kritikan harus menjaga kita agar tetap mengandalkan Tuhan.
    Jadi kritikan itu harus menyadarkan kita bahwa kita tidak sempurna dan tidak dapat berdiri sendiri dan sangat membutuhkan pertolongan Tuhan.
HALANGAN II -> KELELAHAN (ayat 4-6)
Semua orang pasti bisa dan sering mengalami kelelahan. Dan kelelahan ini seringkali membuat orang cepat emosi, menjadi malas dan bersifat kekanak-kanakan yang harus selalu dimengerti oleh orang lain. Namun kelelahan bukan saat untuk berhenti berkarya, yang kita butuhkan adalah istirahat yang sejati.
A. Kesadaran akan kehadiran Allah.
Seletih apapun, kalau kita tahu bahwa Tuhan hadir, maka itu akan memberikan kekuatan yang baru buat kita.
B. Kesadaran tentang janji-janji Allah.
Begitu banyak janji-janji Allah yang tertulis di dalam Alkitab. Kalau kita menyadarinya dan mengimaninya, maka walaupun kita lelah, janji-janji itu akan membuat kita segar kembali.
C. Kesadaran akan penyertaan & tuntunan Allah.
Kalau kita sadar akan penyertaan dan tuntunan Allah dan kita hidup di dalamnya, maka kita tidak akan merasa lelah karena Tuhan akan menopang dan memberi kekuatan yang baru setiap saat.
HALANGAN III -> PERBEDAAN (ayat 7,9)
Di dalam ayat bacaan ini diceritakan mengenai perbincangan Yesus dengan perempuan Samaria. Yesus adalah orang Yahudi, dan pada zaman tersebut, orang-orang Yahudi selalu memandang rendah orang Samaria. Ini berarti ada perbedaan antar orang Yahudi dan orang Samaria. Namun perbedaan ini tidak menjadi alasan bagi Yesus untuk tidak menolong dan meninggalkan perempuan itu. Demikian juga dengan kita, kalau perbedaan dijadikan alasan untuk tidak maju, tidak berkarya, tidak berusaha merebut kemenangan, maka kita berada dalam persoalan yang serius. Karena itu, hidup ini sangat ditentukan oleh bagaimana sikap kita dalam menghadapi atau menyikapi perbedaan. Jadi, janganlah menyelesaikan perbedaan dengan permusuhan dan keributan.
Ada beberapa hal penting yang kita lihat dalam ayat ini:
A.Ramah – memulai pembicaraan.
Walaupun orang Yahudi dan orang Samaria sangat berbeda, namun Yesus menunjukkan keramahanNya dengan memulai pembicaraan.
B. Tidak angkuh.
Walaupun Yesus orang Yahudi, namun Yesus tidak angkuh dalam percakapan dengan perempuan Samaria tersebut.
C Tidak menghakimi.
Yesus tahu bahwa latar belakang perempuan tersebut. Tetapi Yesus tidaklah menghakiminya.
HALANGAN IV -> KESULITAN (ayat 9)
Walaupun ada kesulitan dimana orang Yahudi tidak boleh bergaul dengan orang Samaria, namun Yesus tetap menempatkan pelayanan sebagai prioritasNya.
A Lebih penting dari kebiasaan.
B. Lebih penting dari kepentingan diri.
C. Lebih penting dari pandangan-pandangan orang.
Bagi seorang yang fokusnya jelas, kesulitan yang dihadapi merupakan sebuah kenikmatan. Tetapi orang bodoh melihat kesulitan bagaikan macan yang menakutkan yang akan menghancurkan. Jadi sukses atau gagalnya seseorang tidak tergantung masalah atau beban yang dihadapi, tapi tergantung pada bagaimana sikapnya dalam menghadapi kesulitan itu. Orang sukses adalah: Seorang yang tersenyum ditengah kesulitan, belajar dari kesulitan dan mau menghadapi kesulitan. Tetapi orang bodoh adalah: seorang yang: menangis ditengah kesulitan, lari dan menghindar dari kesulitan. Oleh karena itu, orang bodoh sulit untuk belajar sehingga sulit untuk maju.
HALANGAN V -> KECURIGAAN (ayat 27 & 31-32)
Ada panyak perkara yang bisa menjadi alasan orang curiga pada kita. Sama seperti yang dialami Yesus, ketika Ia berbincang-bincang dengan wanita Samaria, murid-murid-Nya menatap Yesus dengan curiga. Namun tatapan mata dan sikap yang penuh kecurigaan tidak boleh menghambat kita untuk menjadi pelaku Firman.
  1. Pandangan orang tidak dapat mengubah pandangan & rencana Allah.
    Yesus tidak perduli walaupun murid-muridNya memandangNya dengan curiga.
  2. Pandangan orang tidak boleh mengubah sikap kita.|
    Kecurigaan murid-muridNya tidaklah mengubah sikap Yesus untuk menolong perempuan Samaria tersebut.
  3. Pandangan orang tidak dapat menghambat kesaksian kita.
    Walaupun murid-muridNya mencurigai, tetapi Yesus tetap melayani perempuan tersebut.
IV. PENUTUP
Karena itu sebagai orang-orang percaya, tembuslah setiap penghalang dan hambatan serta rebutlah kemenangan. Sebab bersama Yesus tidak ada perkara yang mustahil, mujizat dan kemenanganlah yang kita raih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar