PENDAHULUAN
Setiap orang percaya punya kuasa, itulah sebabnya hidup Kristen adalah hidup yang diberkati. Berbicara tentang berkat, tidak selamanya berkat itu dalam bentuk materi, karena ternyata banyak orang punya uang tapi hidupnya tidak diberkati. Sementara Alkitab bicara, ada orang yang punya kuasa untuk memiliki tetapi juga punya kuasa untuk menikmatinya, itulah orang-orang yang diberkati Tuhan. Apa artinya kaya raya tetapi tubuhnya dikuasai oleh bermacam-macam penyakit, sehingga tidak bisa menikmati kekayaannya. Jadi walaupun kaya, namun tidak hidup dalam berkat. Kaya bukanlah dosa, tetapi kita juga harus memiliki kuasa untuk menikmatinya dan bahkan dengan kekayaan itu, kita dapat pergunakan untuk kemuliaan Tuhan dan untuk menjadi saluran berkat buat orang lain.
Berkat yang dimaksud dalam Alkitab bukan hanya sebatas berkat materi saja, karena Alkitab mencatat: “Kerajaan Allah bukan hanya terdiri dari perkataan tetapi terdiri dari kuasa”, jadi berkat dan otoritas sesungguhnya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di sisi lain memang setan berusaha untuk menipu manusia dengan mempengaruhi pikirannya, “kalau kamu punya uang kamu bisa buat apa saja yang kamu mau”. Tentu hal itu keliru, karena memang di satu sisi Kristus menghendaki agar hidup kita diberkati tetapi di sisi lain Kristus juga mau kita hidup dalam otoritas atau miliki kuasa.
Di dalam Ulangan 28: 1-14 dijelaskan bahwa Hidup Kristen itu wajib untuk mendengar suara Tuhan dengan serius, dan melakukannya dengan setia. Karena jika kita dapat melakukan dengan benar, maka Tuhan Allah akan mengangkat kita di atas segala bangsa di muka bumi ini dan memberkati kita. Arti kita “diangkat” di dalam ayat 1:
- Kita diangkat dari orang hina menjadi orang mulia.
- Kita diangkat Tuhan dari orang bodoh menjadi orang yang pintar.
- Dari orang yang menderita diubahkan-Nya menjadi orang yang diberkati.
Kekristenan adalah hidup dalam otoritas sehingga orang bisa saja merancangkan yang jahat buat kita tetapi mereka yang merancangkan kejahatan itu, akan lari dari hadapan kita (ayat 7). Ini merupakan bukti bahwa kita punya otoritas. Berkat yang disediakan Tuhan bagi kita mencakup: Berkat di dalam lumbung, berkat di dalam segala usaha, dan di negeri artinya di lingkungan, kita dapat menjadi berkat. Jika kita berpegang pada perintah Tuhan dan hidup menuruti jalan yang ditunjukkan-Nya, Ia bersumpah akan menetapkan kita sebagai umat-Nya yang dikuduskan.
Jadi, berkat tidak selamanya materi, namun berkat terbesar yang Tuhan sediakan bagi kita setelah kita diselamatkan adalah mengembalikan kita pada otoritas di mana Tuhan menciptakan kita (Kej. 1:26-28, band. Roma 3:23-25). Jadi, jelas pada mulanya Allah menciptakan manusia dengan otoritas untuk berkuasa atas segalanya. Tapi persoalan terbesar manusia setelah jatuh dalam dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah, artinya kita telah kehilangan otoritas, tetapi oleh kasih karunia Allah, kita dibenarkan di dalam Kristus. Artinya, dikembalikan pada hakekat kita waktu diciptakan yaitu memiliki otoritas.
Dari bacaan kita pagi ini kita temukan bangsa Israel menggunakan otoritas sebagai umat pilihan untuk hal yang menyakitkan Tuhan, sebenarnya mereka merasakan tuntunan Tuhan sebagai Sang Raja tidak pernah berkekurangan bahkan setiap hari mereka melihat dan merasakan mujizat Tuhan. Namun hal ini tidak membuat orang Israel menjadi puas. Didukung pula oleh kondisi pemimpin mereka sebagai wakil Tuhan yang dimata orang Israel telah ketinggalan, tidak lagi kuat(sudah tua) anak-anak dari pemimpin mereka tidak memberi contoh, membuat Israel memberontak dan meminta seorang raja.
“engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau,maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain”. 1 Sam 8:6
Ini adalah perkataan ta-tua Israel yang datang menghadap Sammuel. Mereka merasa bahwa kepemimpinan Tuhan yang berada ditangan Samuel telah menjadi usang seiring dengan semakin lanjutnya umur Samuel.
Namun alkitab berkata bukan Samuel yang ditolak Israel melainkan Allah sendiri “TUHAN berfirman kepada Sammuel : dengarkan perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka”. 1 Sam 8:7
Mengapa Israel meminta raja ?
- Israel kehilangan kepercayaan kepada kepemimpinan Samuel karena 2 alasan:
☺ Sistim regenerasi yang tidak kuat, artinya anak-anak samuel yang dipercayakan menjadi hakim tidak hidup seperti Samuel, nilai – nilai kepemimpinan yang teokrasi menjadi hilang karena mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan I Sam 8:2
☺ samuel menjadi semakin tua, persoalan usia menjadi persoalaan dalam kepemimpinan Samuel, artinya Israel melihat kekuatan fisik, kemampunan berpkir dan bertindak dari Samuel semakin menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
- Israel mencoba membandingkan sitim kepemimpinan yang ada di bangsa – bangsa lain dengan sistim kepemimpinan dinegerinya sendiri. 1 Sam 8:5b. artinya mata dari bangsaIsrael tidak terfokus lagi Pada Tuhan yangmemimpin mereka tetapi pada apa yang ada disekitarnya yaitu bangsa lain
- Israel kehilangan Visi. Mengapa ? Karena mereka melupakan apa yang pernah Tuhan kerjakan didalam perjalanan mereka . 1 Sam 8:8 seharusnya mereka tetap memandang kepada Allah dalam kepemimpinanNya, seperti Tuhan telah menjadi raja atas mereka selama beberapa generasi dan terbukti mereka selalu sukses dan berhasil, demikian sekalipun anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya, tetapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatnya. Ternyata Israel lupa akan hal ini sehingga mereka ngotot meminta raja kepada Samuel.
Karena bangsa Israel memilih raja dunia ini untuk memerintah atas mereka dan bukan Tuhan, maka Tuhan menyerahkan mereka kepada raja Dunia ini, dan Tuhan berfirman pada Samuel demikian : “oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkan mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukan kepada mereka apa yang menjadi hak raja.” 1 Sam 8:9
Dengan demikian raja dunia inilah yang berhak atas Israel dan bukan lagi Tuhan, sehingga ada bahagian dari kehidupan bangsa Israel yang harus diambil untuk kepentinga raja yang mereka minta, dan ini merupakan konsekuansi atas permintaan mereka.
Hal-hal yang diambil dari Israel untuk kepentingan raja :
- Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan diambil untuk dipekerjakan pada keretanya dan kudanya, artinya generasi Israel menjadi generasi yang diperbudak oleh dunia ini. Generasi yang tidak berharga. Ayat 13
- Hasil ladang dan kebun yang terbaik dari Israel akan diambil, artinya Israel tidak bisa lagi menikmati hasil kerjanya secara maksimal karena akan diambil oleh raja untuk kepentinganya. Penghasilan kita digerogoti oleh raja dunia ini. Ayat 16
- Budak laki-laki dan perempuan, kambing domba, ternak diambil untuk kepentingan raja, artinya semua asilitas yang kita punya akan disabotasi oleh raja dunia ini untuk kepentingannya. Ayat 17
Akibatnya Israel akan berteriak karena raja yang mereka pilih, mereka menjadi kesal, merasa dirugikan tetapi kondisinya sudah terlambat, semuanya sudah terjadi.
Mazmur 2:1-2 mengatakan bahwa raja dunia bermufakat untuk melawan Tuhan dan yang diurapinya, sehingga bangsa-bangsa menjadi rusuh. Inilah akibatnya jika kita lebih memilih dunia kebanding kerjaan Allah.
Visi yang tertuju kepada Tuhan berdapak kekekalan
Bangsa Israel memandang Samuel sebagai generasi tua yang tidak berguna lagi, tetapi mari kita lihat apakah seperti demikian keadaan Samuel ?
Memang secara fisik samule telah Tua, tetapi Israel tidak melihat manusia roh yang dimiliki samauel. Alkitab menyatakan bahwa sampai sedemikian usia Samuel Allah masih tetap berbicara kepadanya, artinya usia boleh usur tetapi pengurapan dan penyertaan Tuhan semakain luar biasa. Samuel tetap menjadi representative of the God Kingdom sekalipun seluruh bangsa mengarahkan matanya untuk melihat bangsa lain tetapi Samuel tetap memandang kepada Allah, ia berbicara kepada Tuhan didalam doanya oleh sebab itu kitya melihat Samauel sampai masa akaahir hidupnya dia tetap menjadi orang yang disukai Tihan.
Yesaya 32:1-2, “sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpin dengan keadilan, dan mereka masing-masing akanseperti tempat perteduhan terhadap angina dan tempat perlindungan terhadap angina rebut, seperti aliran-aliran air ditempat kering, seperti naungan batu yang besar ditanah yang tandus”
Inilah tipe raja yang ideal yang diinginkan Tuhan berada ditengah-tengah umatNya, bahkan umatNya akan menikmati segala kebaikan dari Allahnya.
Kesimpulan
Dunia dengan segala isinya akan berubah dengan cepat, sehingga kita terkadang merasa sistim kepemimpinan Tuhan sudah tidak relevan dengan kondisi hari ini, sehingga terkadang membuat mata kita lebih condong kepada sistim dunia ini untuk menjadi raja atas kehidupan kita. Tetapi hari ini kita kita belajar satu hal yaitu biar visi kita tetap tertuju kepada Tuhan yang telah terbukti kuasanya atas kita dari dahulu sekarana dan selamanya. Amin.